Al-Kindi: Tokoh Multitalenta dalam Peradaban Islam
Al-Kindi: Tokoh Multitalenta dalam Peradaban Islam

Abu Yusuf Ya’qub Al-Kindi adalah seorang filsuf pertama dalam Islam dan salah seorang pembesar filsafat. Dia juga salah seorang ilmuwan besar Muslim dalam bidang kedokteran dan pemilik salah satu pemikiran terbesar yang dikenal sepanjang peradaban manusia. Ketika Al-Kindi merupakan orang Arab asli dan tidak sedikit pun darah asing mengalir di badannya, maka ini jelas meruntuhkan klaim dari penganut fanatisme yang menyatakan terbelakangnya pemikiran Arab dan keunggulan bangsa asing.

Nasab dan Riwayat Hidupnya

Nama lengkap Al-Kindi adalah Abu Yusuf bin Ishaq bin Ash-Shabah bin Imran bin Al-Asy’ats bin Qais. Nasabnya sampai pada Qahthan berdarah Arab asli. Dalam biografinya, Al-Khalili mengatakan bahwa dia dilahirkan pada tahun 188 H (804 M). Akan tetapi sebagian sumber mengatakan bahwa dia lahir pada tahun 186 H (802 M). Ada juga sumber yang mengatakan bahwa dia dilahirkan pada tahun 185 H (801 M). Dia dilahirkan di Kufah, dan ayahnya adalah seorang pejabat pemerintahan pada masa Khalifah Harun Ar-Rasyid. Menurut pendapat Al-Khalili, Al-Kindi wafat pada tahun 250 H (874). Sedangkan menurut sumber lain, dia wafat pada tahun 260 H (874 M). Ada juga yang mengatakan bahwa dia wafat pada tahun 252 H (866 M).

Baca juga : Waktu Sial dan Untung

Nama Panggilannya

Dia dipanggil dengan Al-Kindi karena dihubungkan dengan kabilahnya, yaitu kabilah Arab Kindah. Dia dijuluki filsuf Arab karena dialah filsuf Muslim pertama. Barangkali juga karena dialah satu-satunya di antara sekian banyak filsuf Muslim yang tidak diragukan kearabannya. Perlu disebutkan bahwa berbagai literatur Barat telah menyelewengkan namanya menjadi Alchendius, sekalipun literatur Barat saat ini menulis dengan namanya yang benar, yaitu Al-Kindi.

Kehidupan dan Pendidikannya

Al-Kindi menghabiskan masa kecilnya di Kufah dalam belaian kasih sayang kedua orang tuanya dan di bawah naungan kekuasaan ayahnya. Ketika Al-Kindi masih anak-anak, ayahnya meninggal dunia. Keadaannya yang yatim tidak mengendorkan semangatnya. Dia tetap terus mempelajari berbagai macam ilmu di Kufah, Basrah, dan Baghdad. Dia memulai belajar dari ilmu-ilmu agama, kemudian filsafat, logika, matematika, musik, astronomi, fisika, kimia, geografi, kedokteran, dan teknik mesin. Kemampuannya dalam bidang filsafat dan penemuannya dalam bidang kedokteran serta keahliannya sebagai insinyur telah diakui oleh para ilmuwan lain yang hidup pada masanya. Kejeniusan dan kemampuannya dalam berbagai bidang sempat menjadi sumber kedengkian orang-orang yang dengki dan lemah jiwanya, sehingga hampir saja Al-Kindi dipenjara, dicambuk, dan diboikot. Anehnya, di antara mereka juga ada yang menjelek-jelekkan perilakunya dan mengklaimnya sebagai orang pelit.

Dalam bidang penguasaan bahasa asing, Al-Kindi menguasai dua bahasa, yaitu bahasa Yunani dan Suryani. Ada yang mengatakan bahwa dia juga menguasai bahasa asing lainnya. Penguasaannya terhadap berbagai bahasa inilah yang telah membantunya menguasai berbagai macam ilmu dan menjadikannya sangat berpengaruh bagi Khalifah Al-Ma’mun, sehingga dia mengangkatnya sebagai penerjemah buku-buku asing yang dianggap penting.

Penemuan Ilmiah dan Pemikiran Al-Kindi

Al-Kindi adalah seorang ilmuwan besar yang setara dengan Ibnul Haitsam dan Al-Biruni. Dia memiliki pemikiran besar yang mungkin mengungguli penemuan para ilmuwan besar lainnya sepanjang sejarah. Kalau saja dia tidak hidup pada masa itu, barangkali peradaban Islam tidak akan semaju waktu itu. Demikian juga pada masa Ibnul Haitsam, Al-Biruni, Al-Karakhi, dan Ibnu Sina. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa perkembangan peradaban terjadi karena pergerakan yang selalu bertambah atau dengan kata lain ada kerja berkesinambungan yang terus-menerus dilakukan antar generasi. Sebagaimana pada saat itu, Arab tidak memiliki karya besar terjemahan sebelumnya. Al-Kindi termasuk ilmuwan yang hidup pada masa pergerakan terjemah, dan dia sendiri adalah seorang penerjemah sebagaimana yang telah kami sebutkan. Para penerjemah buku-buku Al-Kindi mengatakan bahwa k

umpulan buku-buku yang dikarang olehnya dalam bidang filsafat, logika, dan berbagai macam ilmu lainnya, jumlahnya mencapai dua ratus buku. Bahkan Dr. Abdul Halim Muntashir mengatakan dalam bukunya “Tarikh Al-Ilm” bahwa buku yang dikarang Al-Kindi mencapai 250 buku.

Baca Juga : [kultum] Bersihkan Harta Dengan Zakat

Penemuan di Bidang Astronomi

Al-Kindi mengamati posisi bintang, planet, dan letaknya dari bumi. Dia memperingatkan dampaknya pada bumi, kemungkinan pengukurannya, penentuan pengaruhnya sebagaimana yang terjadi pada fenomena air pasang dan surut yang sangat berkaitan erat dengan posisi bulan. Dia memiliki pikiran yang cerdas dan keberanian ilmiah yang menjadikannya berani menghubungkan antara satu fenomena dengan fenomena alam lainnya di atas bumi, sehingga dapat menciptakan penemuan baru. Di antara yang menakjubkan adalah bahwa seorang orientalis berkebangsaan Belanda, De Bour, berpendapat setelah melihat tesis Al-Kindi bahwa hipotesanya tentang air pasang dan surut tentu didasarkan pada eksperimen.

Karyanya di Bidang Astronomi

Al-Kindi menulis 16 buku dan artikel di bidang astronomi. Buku-buku tersebut antara lain:

  • “Kitab Al-Manazhir Al-Falakiyyah.”
  • “Kitab Mahiyatul Falak.”
  • “Kitab Risalah Fi Shifatil Istharlab Bil Handasah.”
  • “Kitab Risalah Fi Syuruq Al-Kawakib wa Ghurubihabi Al-Handasah.”
  • “Kitab Risalah Fi Shina’ati Bathlimous Al-Ealakiyyah.”
  • “Kitab Tanahalarmul’Alam.”
  • “Kitab Risalah Fi’Ilalil Audha’ An-Nujumiyyah.”

Dan masih banyak lagi.

Penemuan di Bidang Ilmu Alam dan Fisika

Al-Kindi membuat tesis tentang warna biru langit. Dia menjelaskan bahwa warna biru bukanlah warna langit itu sendiri, melainkan warna dari pantulan cahaya lain yang berasal dari penguapan air dan butir-butir debu yang bergantung di udara. Tesis ini mendekati banyak penafsiran ilmiah yang benar, yang kita ketahui pada masa sekarang.

Karyanya di Bidang Ilmu Pengetahuan Alam

Dia menulis sebanyak 12 buku dalam ilmu pengetahuan alam. Adapun sebagian buku tersebut adalah sebagai berikut:
– “Kitab Ilmu Ar-Ra’di wa Al-Barqi wa Ats-Tsalji wa Ash-Shazun’iq wa Al-Mnthar.” Merupakan kitab yang menafsiri fenomena alam.
– “Kitab Fil Al-BashnriyYat”
– “Risalah Fi Zarqati As-Snnu'”
– “Kitab Fi Al-Airanm Al-Ghnishah”

Penemuan di Bidang Teknik Mesin

Yaitu ilmu mekanik dalam istilah industri dan teknik saat ini, atau ilmu yang secara khusus berhubungan dengan alat-alat, rangkaian, dan menjalankan fungsinya. Al-Kindi banyak belajar ilmu ini baik secara teoritis maupun praktis. Dia telah menjadi insinyur peradaban Islam dan turut serta dalam pelaksanaan proyek-proyek pembangunan seperti proyek penggalian kanal untuk membuka jaringan sungai Dajlah dan Furat.

Baca Juga : Maha Suci Allah SWT yang Telah Menjatuhkan Makananku

Pengaruhnya pada Peradaban Islam

Pengaruh Al-Kindi terasa kuat dalam perkembangan peradaban Islam pada masanya dan seterusnya. Karyanya yang luas dalam berbagai bidang ilmu memberikan sumbangan besar bagi pembangunan intelektual umat Islam. Dia tidak hanya menjadi contoh bagi ilmuwan-ilmuwan setelahnya, tetapi juga menjadi inspirasi bagi generasi-generasi Muslim yang gemar mempelajari ilmu pengetahuan.

Kesimpulan

Abu Yusuf Ya’qub Al-Kindi adalah salah satu tokoh cemerlang dalam sejarah peradaban Islam. Kontribusinya yang besar dalam bidang filsafat, sains, kedokteran, dan teknik telah menempatkannya sebagai salah satu ilmuwan terkemuka dalam sejarah umat manusia. Karya-karyanya yang monumental tidak hanya membantu perkembangan peradaban Islam pada masanya, tetapi juga memberikan fondasi penting bagi kemajuan ilmu pengetahuan di seluruh dunia.

Dengan demikian, Al-Kindi tetap menjadi sosok yang patut dihormati, diapresiasi dan diteladani atas kontribusinya yang luar biasa dalam memajukan pengetahuan manusia.

daftar pustaka
Jaudah, Muhammad Gharib. 147 Ilmuwan Terkemuka dalam Sejarah Islam. Pustaka Al Kautsar, 2007.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *