gus miftah

Allah SWT sering menunjukkan kekuasaan-Nya dalam kehidupan ini. Orang yang di mata manusia terlihat tinggi dan mulia bisa direndahkan dalam sekejap, sementara yang dianggap biasa atau rendah bisa Allah SWT tinggikan derajatnya tanpa disangka-sangka. Peristiwa viral yang melibatkan Gus Miftah dan seorang penjual es teh di Magelang menjadi pengingat yang jelas akan hal ini.

Kronologi Peristiwa

Beberapa waktu lalu, sebuah video beredar di media sosial, memperlihatkan Gus Miftah, seorang pendakwah terkenal, berbincang dengan seorang penjual es teh bernama Sunhaji di sebuah acara tabligh akbar. Namun, dalam percakapan itu, ucapan Gus Miftah dianggap merendahkan Sunhaji. Banyak netizen yang menilai perkataan tersebut tidak pantas, terlebih datang dari seorang tokoh agama.

Namun, Allah SWT menunjukkan kuasa-Nya. Di balik kritik yang diterima Gus Miftah, Sunhaji justru mendapat banyak simpati dari masyarakat. Bantuan datang, baik berupa dukungan moral maupun materi. Hal ini mengingatkan kita bahwa Allah bisa dengan mudah meninggikan derajat seseorang yang terlihat kecil di mata manusia.

baca juga : Jangan Sholat Dhuha Jika Ingin Kaya!

Pelajaran dari Al-Qur’an

Peristiwa ini sejatinya sudah dijelaskan dalam Al-Qur’an. Allah SWT berfirman:

قُلِ ٱللَّهُمَّ مَـٰلِكَ ٱلْمُلْكِۖ تُؤْتِى ٱلْمُلْكَ مَن تَشَآءُ وَتَنزِعُ ٱلْمُلْكَ مِمَّن تَشَآءُۖ وَتُعِزُّ مَن تَشَآءُ وَتُذِلُّ مَن تَشَآءُۖ بِيَدِكَ ٱلْخَيْرُۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍۢ قَدِيرٌ

“Katakanlah, ‘Wahai Tuhan yang memiliki kerajaan, Engkau memberikan kerajaan kepada siapa yang Engkau kehendaki dan mencabut kerajaan dari siapa yang Engkau kehendaki. Engkau memuliakan siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau menghinakan siapa yang Engkau kehendaki. Di tangan-Mulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.'”
(QS. Ali Imran: 26)

Ayat ini menjelaskan bahwa kemuliaan dan kehinaan seseorang sepenuhnya ada di tangan Allah SWT. Bukan manusia yang menentukan kedudukan kita, tetapi Allah SWT yang Maha Berkuasa.

Hadis Rasulullah ﷺ

Rasulullah ﷺ juga pernah mengingatkan bahwa kedudukan di dunia tidak berarti apa-apa jika tidak disertai nilai di sisi Allah SWT. Beliau bersabda:

رُبَّ أَشْعَثَ أَغْبَرَ، مَدْفُوعٍ بِالْأَبْوَابِ، لَوْ أَقْسَمَ عَلَى اللَّهِ لَأَبَرَّهُ

“Banyak orang yang lusuh, berdebu, dan ditolak dari pintu-pintu, namun jika dia bersumpah atas nama Allah SWT, maka Allah SWT akan memenuhinya.”
(HR. Muslim)

Hadis ini menegaskan bahwa penampilan atau status seseorang tidak menunjukkan nilainya di sisi Allah SWT. Bisa jadi, mereka yang sederhana justru memiliki kedekatan dengan Allah SWT yang luar biasa.

Hikmah yang Bisa Diambil

Dari peristiwa ini, ada beberapa pelajaran penting yang bisa kita renungkan:

  1. Jangan Meremehkan Orang Lain
    Manusia cenderung menilai seseorang dari status sosial atau kekayaannya. Padahal, di sisi Allah SWT, yang mulia adalah mereka yang bertakwa. Rasulullah ﷺ bersabda:

    إِنَّ اللَّهَ لَا يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَلَا إِلَى أَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ

    “Sesungguhnya Allah SWT tidak melihat kepada penampilan kalian atau harta kalian, tetapi Dia melihat kepada hati dan amal kalian.”
    (HR. Muslim)

  2. Allah SWT Bisa Membolak-Balikkan Keadaan
    Apa yang terjadi pada Gus Miftah dan Sunhaji mengingatkan kita bahwa semua bisa berubah dalam sekejap. Jangan sombong ketika berada di atas, dan jangan merasa hina saat di bawah.
  3. Hati-Hati dengan Ucapan
    Lisan adalah salah satu ujian terbesar manusia. Ucapan yang tidak terjaga bisa merusak kehormatan, baik di dunia maupun di akhirat. Rasulullah ﷺ bersabda:

    مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ

    “Barang siapa beriman kepada Allah SWT dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam.”
    (HR. Bukhari dan Muslim)

baca juga : [khutbah] Mengendalikan Hati, Menundukkan Nafsu: Jalan Menuju Jiwa yang Tenang

Penutup

Kisah Gus Miftah dan penjual es teh adalah pengingat bagi kita semua untuk senantiasa rendah hati dan menjaga lisan. Allah SWT-lah yang menentukan kemuliaan dan kehinaan seseorang, bukan manusia. Jangan pernah meremehkan orang lain, karena bisa jadi orang tersebut lebih tinggi derajatnya di sisi Allah SWT.

Semoga kita semua diberi kekuatan untuk menjaga hati, lisan, dan perbuatan kita, agar menjadi hamba yang dicintai Allah SWT. Wallahu a’lam.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *